Perkembangan masa depan industri Aset Kripto tidak seharusnya dibangun di atas celah regulasi, tetapi perlu pengakuan dari sistem hukum terhadap realitas baru yang dibawa oleh teknologi Blockchain. Ini mencakup tiga aspek kunci: pertama, pengembang sebenarnya tidak mengendalikan dana pengguna, sehingga tidak seharusnya dianggap sebagai "pengirim uang" dalam pengertian tradisional; kedua, protokol Keuangan Desentralisasi (DeFi) pada dasarnya tidak memegang aset pengguna dan tidak secara langsung terlibat dalam pencocokan transaksi, sehingga tidak dapat dengan mudah dikategorikan sebagai lembaga perantara; terakhir, Token jaringan karena sifat desentralisasinya, tidak seharusnya dianggap secara umum sebagai sekuritas.

Lembaga legislatif perlu memperbarui kerangka hukum yang ada untuk menyesuaikan dengan karakteristik baru yang dihadirkan oleh teknologi Blockchain yang menghilangkan masalah "risiko kustodian, kontrol sewenang-wenang, asimetri informasi" dalam keuangan tradisional. Namun, kita juga perlu waspada: jika memberi hak istimewa yang tidak tepat kepada entitas yang sebenarnya mengendalikan dana atau menerbitkan entitas yang mirip dengan saham, hal ini akan melemahkan prinsip dasar seluruh industri dan dapat memicu penipuan serta peristiwa keruntuhan.

Industri enkripsi harus bergantung pada keunggulan teknologinya untuk meraih kesuksesan. Setelah hukum menjelaskan peran dan tanggung jawab masing-masing pihak, kita dapat memprediksi bahwa di masa depan semua hak milik akan dilindungi melalui enkripsi, bukan dengan berusaha menyangkal aturan regulasi yang masih memiliki arti penting. Cara ini dapat melindungi inovasi sekaligus menjaga stabilitas sistem keuangan.

Dalam bidang yang berkembang pesat ini, penting untuk menyeimbangkan hubungan antara inovasi dan regulasi, teknologi dan hukum. Dengan membangun kerangka hukum yang jelas, industri enkripsi dapat memanfaatkan potensi revolusionernya secara maksimal atas dasar kepatuhan, membawa perubahan positif bagi sistem keuangan global.